Basiacuong: salah satu tradisi turun temurun yang ada di masyarakat Limo Koto Kampar

Tradisi Masyarakat Limo Koto Kampar: Basiocuong (Sumber Foto: kominfosandi.kamparkab.go.id)
Tradisi Masyarakat Limo Koto Kampar: Basiocuong (Sumber Foto: kominfosandi.kamparkab.go.id)

kamparku.com, – Tradisi basiacuong bagi masyarakat Kampar merupakan tradisi untuk melatih keterampilan dalam berkomunikasi yang diwarisi secara turun temurun oleh nenek moyang mereka terdahulu. Basiacuang adalah salah satu bentuk tradisi lisan kebudayaan masyarakat suku Melayu Kampar di Provinsi Riau.

Tradisi lisan ini berbentuk pertunjukkan untuk menyampaikan maksud dan tujuan secara terselubung, simbolik, dan biasanya dituturkan dalam rangka upacara adat masyarakat Melayu Kampar.

Tradisi Basiacuong ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Limo Koto Kampar untuk mendorong masyarakat agar terampil dalam berbicara, mempertinggi sopan santun, memberikan pelajaran atau nasehat kepada masyarakat, sebagai sarana untuk bersilaturrahmi, mendorong masyarakat untuk selalu bekerja sama dan saling tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.

Bacaan Lainnya

Nama  Siacuong diambil dari kata sanjung menyanjung dari satu pihak ke pihak lain yang biasanya diwakili oleh ninik mamak dari suatu suku yang berbincang atau mereka yang diberi kesempatan untuk berbicara karena kedudukannya.

Proses basiacuong dalam masyarakat Limo Koto Kampar biasanya dilaksanakan pada saat kegiatan  upacara, baik acara upacara adat ataupun tidak. Dalam upacara adat biasanya dilakukan seperti dalam penobatan pemengku adat, pemberian gelar dan acara bakampuong.

Sedangkan di luar upacara adat biasanya dilakukan pada saat acara perkawinan, peminangan, kenduri, pemberian nama anak, khitanan, pergaulan hidup dan acara lainnya.

Prosesi Basiacung dilaksanakan sesuai dengan upacara yang ada yaitu berpedoman dan mengikuti kepada ketentuan adat yang mengatur tata cara basiacuong serta mempergunakan ungkapan kata-kata siacuong. Biasanya penuturan kata siacuong dalam acara adat adalah para ninik mamak dari setiap persukuan yang ada.

Akan tetapi untuk acara di luar adat seperti kenduri boleh dituturkan oleh orang yang terampil dalam
basiacuong yang sudah dipersiapkan pada masing-masing persukuan yang ada, tidak harus penuturan dari ninik mamak.

Pada Generasi muda sekarang ini, pewarisan tradisi basiacuong sudah sangat kurang, walaupun di sebagian tempat masih ada anak muda yang mempelajari materi siacuong untuk mempertahankan tradisi ini.

Pos terkait