kamparku.com, – Tepak sirih merupakan salah satu ikon yang cukup terkenal di daerah Bumi Lancang Kuning yang menjadi julukan provinsi Riau. Di dalam Tapak Sirih, ada banyak bahan yang akan dikunyah oleh orang yang disuguhkan. Tradisi memakan sirih ini sudah ada hampir selama 3000 tahun, dan diyakini berasal dari Zaman Neolitikum.
Tepak Sirih dalam budaya adat melayu merupakan sebuah peralatan yang sudah tidak asing lagi dan selalu ada di acara adat Melayu. Di dalamnya terdiri dari berbagai bahan-bahan yang digunakan untuk memakan sirih, seperti daun sirih, kapur, gambir,pinang, cengkeh, kacip, dan tembakau.
Tepak Sirih ini merupakan bagian penting dari budaya dan adat istiadat masyarakat Melayu di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, walaupun tidak semua wilayah di Indonesia mempraktikkannya, namun masih ada beberapa daerah yang masih mewariskan tradisi ini seperti wilayah Aceh, Kepri, Riau, Bangka Belitung, Sumatra, dan Kalimantan.
Walaupun Tepak Sirih merupakan budaya yang berasal dari suku Melayu, tetapi tepak sirih tidak di klaim sebagai budaya adat Melayu yang ada di negara Indonesia saja. Hal ini dikarenakan suku Melayu sendiri tak hanya ada di negara Indonesia, tetapi juga ada di negara-negara sekitar seperti negara Malaysia Barat, Malaysia Timur, Singapura, Brunei Darussalam dan sebagian wilayah Thailand selatan (Pattani).
Isi Tepak Sirih
Tepak Sirih adalah sebuah peralatan yang digunakan dalam acara adat tradisional, seperti upacara pernikahan atau acara adat lainnya. Isinya terdiri dari sebuah cawan berbentuk bulat dengan lubang di bagian tengahnya, yang biasanya dibuat dari tanah liat atau batu.
Cawan tersebut biasanya diisi dengan sirih dan dipadukan dengan kapur untuk membuat gambir. Selain itu, tepak sirih juga terdiri dari beberapa bahan lain yang dibutuhkan untuk memakan sirih, seperti daun sirih, pinang, kapur, gambir, cengkeh, kacip, dan tembakau.
Kemudian semua bahan-bahan tersebut disusun di atas dulang tepak sirih dengan susunan yang telah ditentukan. Ada dua bagian dalam dulang, yaitu bagian atas dan bagian bawah.
Di bagian atas, empat cembul disusun dengan urutan seperti pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Sedangkan pada bagian bawah, susunan terdiri dari cengkeh, daun sirih, dan kacip (untuk membelah pinang). Setelah semua bahan-bahan tersebut disusun dengan baik, maka siap untuk digunakan dalam acara adat tradisional.
Makna Simbolis dalam Tepak Sirih
Makna simbolis di balik budaya ini adalah sebagai tanda kehormatan dan pengakuan terhadap tamu yang hadir dalam upacara tersebut. Dengan memberikannya kepada tamu, pihak yang mengundang menunjukkan bahwa mereka sangat menghargai kehadiran mereka dan akan memberikan yang terbaik untuk menjamu para tamu selama acara berlangsung.
Selain itu, terdapat juga makna simbolis dari beberapa isi Tepak Sirih yaitu:
1. Sirih melambangkan sifat rendah hati, selalu memberi dan memuliakan orang lain.
2. Kapur memiliki makna hati yang putih dan bersih serta tulus. Namun makna lainnya adalah saat kondisi mendesak maka ia dapat berubah menjadi lebih agresif dan marah.
3. Gambir yang memiliki rasa pahit melambangkan keteguhan hati. Sedangkan warna daun gambir yang nampak kekuningan melambangkan kesabaran dalam menjalani proses saat ingin mencapai sesuatu.
4. Pinang memiliki bentuk pohon yang lurus menjulang ke atas dengan buah yang lebat dalam setandan. Merujuk hal ini, pinang dalam Tepak Sirih melambangkan kesungguhan hati, budi pekerti yang luhur, kejujuran, dan derajat yang tinggi.
5. Tembakau yang memiliki rasa pahit dan diiris halus pada Tepak Sirih melambangkan hati yang tabah dan rela berkorban dalam kondisi apa pun.
Secara keseluruhan, Tepak Sirih memiliki makna yang sangat simbolik dan penting dalam budaya adat di beberapa daerah di Indonesia. Tepak Sirih tidak hanya sekedar alat untuk menjamu tamu dalam upacara adat. Tetapi juga merupakan tanda kehormatan yang diberikan oleh pihak yang mengundang kepada tamu yang hadir serta memiliki makna yang luhur pada setiap isinya.